
TRIBUN-VIDEO.COM, SAWAH BESAR - Kawasan Mangga Dua sejak dulu selalu identik dengan salah satu pusat perniagaan terbesar di ibukota Jakarta.
Kawasan tersebut dipadati oleh berbagai pusat perbelanjaan, ruko, dan hotel-hotel yang tampak menjulang tinggi.
Namun, siapa sangka disana ada jejak seorang ulama asal Timur Tengah yang turut berjasa menyebarkan agama Islam di nusantara.
Yaa ulama tersebut ialah Sayyid Abubakar bin Alwi Bahsan Jamalullail dan makamnya berada di sekitar kawasan perniagaan Mangga Besar.
Menurut cerita, ia merupakan keturunan dari Husei bin Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah dari putrinya Fattimah Azzahra.
TribunJakarta.com pun berkesempatan mengunjungi makam keramat yang berada di dalam area Masjid Nurul Abrar tersebut.
Letaknya berada di Jalan Mangga Dua Dalam No. 17, RT 01/05, Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Bangunin ini memiliki luas total sekira 3.000 meter persegi dan berada tepat di samping Hotel La Grandeur.
Saat mengunjungi masjid tua dan makan keramat tersebut, TribunJakarta.com pun disambut oleh seorang pria paruh baya yang saat itu tampak mengenakan baju koko berkelir putih.
Namanya Masagus Hamdi (53), ia merupakan pengurus masjid sekaligus keturunan dari Syekh Abubakar.
Sambil menunggu salat asar, ia pun bersedia menemani TribunJakarta.com berkeliling di masjid yang telah berdiri sejak tahun 1841.
Ia menuturkan, dulu bangunan tersebut merupakan rumah milik pejabat Belanda yang berhasil direbut oleh Syekh Abubakar.
"Awalnya ini adalah rumah milik kompeni Belanda, kemudian berhasil direbut Syekh Abubakar dan dijadikan masjid," ucapnya kepada TribunJakarta.com, Selasa (7/5/2019).
Hamdi mengatakan, bangunan ini masih menyisakan mimbar asli yang saat ini sudah tidak digunakan lagi dan empat buah pilar yang memiliki diameter cukup besar dan tampak kokoh di depannya.
"Dulu ini (menunjuk sebuah bangunan berkelir putih) merupakan pos penjagaan Kompeni Belanda, tapi karena arahnya sesuai kiblat maka dijadikan mimbar oleh Syekh Abubakar," ujarnya.
"Empat tiang ini (menunjuk empat tiang berukuran besar di depan mimbar) juga masih asli," tambahnya menjelaskan.
Tak jauh dari mimbar dan keempat tiang tersebut, tepatnya di bagian kanan, tampak berjejer papan-papan berkelir putih.
Dulunya di sudut ruangan yang ditutup oleh jajaran papan berkelir putih itu merupakan sebuah kolam tempat jemaat masjid mengambil wudu yang dipercaya airnya selalu mengalir bak mata air.
Tak hanya itu, ddi sudut tersebut juga terdapat beberapa makam pengikut setia Syekh Abubakar.
"Dulu kanan dan kiri bangunan asli masih lahan kosong, kemudian di samping kanan ini ada beberapa kuburan dan kolam untuk mengambil wudu," kata dia.
Meski demikian, kini kolam tersebut sudah ditutup lantarana para jemaat yang datang kerap melakukan ritual yang mengarah pada kemusyrikan.
"Mitosnya air itu berhubungan langsung dengan laut di daerah Pasar Ikan dan konon air disini setinggi air laut," ucapnya.
"Jadi kalu air laut naik disini juga naik," tambahnya.
Kemudian, bergeser ke sisi kanan lagi, tampak sebuah ruangan yang terpisah dari area masjid.
Tepat di tengah ruangan tersebut tampak ada sebuah bangunan yang ditutup dengan kain berwarna hijau dan bercorak kuning keemasan.
Pada bagian atasnya tampak terdapat ejaan arab berkelir kuning keemasan.
Yaa makan ini merupakan makam dari Syekh Abubakar, ulama sekaligus salah satu pahlawan nasional.
Hamdi menuturkan, makam tersebut kerap dipadati oleh para peziarah, khususnya saat malam jumat dan menjelang bulan Ramadan.
"Peziarahnya banyak, ada dari Luar Batang, Kwitang, Kampung Bandan, dan dari luar Pulau Jawa juga ada," ucapnya.
Masjid ini sendiri saat ini sudah dijadikan cagar budaya dan telah direnovasi sebanyak satu kali.
Sementara itu, makam Syekh Abubakar sudah mengalami pemugaran sebagai dua kali.
"Dulu pernah direnovasi tahun 1986, oleh keturunan Syekh Abubakar juga, yaitu Habib Alwi Jamalullail. Makamnya juga direnovasi saat itu dan kembali dipugar sekira dua atau tiga tahun lalu," tuturnya.
Dikatakan Hamdi, Habib Alwi juga dimakamkan di area Masjid Nurul Abrar, tepatnya berada di belakang mimbar lama.
Disitu terdapat ruangan khusus yang tampak ada dua buah makam yang saling berjejeran.
Pada makam yang berada di sebelah kanan tampak tulisan arab yang menunjukkan makam tersebit merupakan makam Habib Alwi.
Sementara makam yang berada di bagian kiri merupakan makam yang sejak dulu sudah sudah ada dan pada bagian nisan tertulis makam dari Tumenggung Anggadikoesoemah, salah satu teman seperjuangan Syekh Abubakar semasa hidup.
"Dua makam ini juga ramai pengunjunga, biasanya setelah berdoa di makam Syekh Abubakar para peziarah berdoa disini," ujarnya.
Nampak Tilas Jejak Syekh Abubakar, Ulama Asal Timur Tengah di Pusat Niaga Mangga Dua camera iphone 8 plus apk | |
3 Likes | 3 Dislikes |
325 views views | 107K followers |
News & Politics | Upload TimePublished on 11 May 2019 |
Không có nhận xét nào:
Đăng nhận xét